BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah Ekologi
diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari bahasa Yunani, yaitu:
Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu, telaah. Oleh karena itu Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan
sesamanya dan dengan lingkungnya. Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah
suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai
bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi
pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa,
penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia
lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut.
Fungsi ekosistem
menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan antar
komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang
ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di
sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik
adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan
ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang
menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Ekologi mencoba
memahami hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang,
manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana
mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana. Hubungan-
hubungan tersebut demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan
bahwa ekologi adalah “Environmental Biology“.
B. Rumusan Masalah
1. Terdiri
dari jenis apa sajakah ekologi itu?
2. Apakah
perbedaan diantara jenis-jenis ekologi tersebut?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis ekologi
2. Untuk
mengetahui perbedaan diantara jenis-jenis ekologi tersebut
D.
Manfaat
Adapun manfaat yang
diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah :
1.
Manfaat teoritis, Untuk mengembangkan
pengetahuan tentang ekologi
2.
Memberikan pengertian kepada masyarakat
umum tentang pentingnya menjaga semua jenis-jenis ekologi demi mencapai
kehidupan yang lebih baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. HUBUNGAN EKOLOGI DENGAN ILMU LAINNYA
Telah dikatakan bahwa
ekologi merupakan bagian dari biologi. Namun demkian dalam penerapannya
dibutuhkan berbagai disiplin ilmu lainnya.
1. Ilmu alam lain
a.
Fisika, berperan dalam hal faktor fisik,
seperti sinar matahari, suhu, dll
b.
Kimia, bereperan dalam proses sintesis
dan analisis kimiawi dalam tubuh organism
c.
Bumi antariksa, terutama berperan pada
musim, perubahan siang malam, erosi, sedimentasi, gravitasi, dll
2. Ilmu sosial
Ilmu sosial menjadi
penting bila komponen manusia dimasukkan ke dalam cakupan ekosistem
2.1. Prinsip-prinsip Ekologi
Di alam, suatu
organisma tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu
organisma akan sangat bergantung pada kehadiran organisme lain dan berbagai
komponen lingkungan yang ada disekitarnya. Kehadiran organisma lain dan
berbagai komponen lingkungan sangat dibutuhkan untuk keperluan pangan,
perlindungan, pertumbuhan, perkembangan, dll. Hubungan antar organisme atau
dengan lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks, mereka saling berinteraksi
satu sama lain membentuk suatu sistem ekologi atau sering disebut ekosistem.
2.2. Ekosisitem
Kawasan alam yang di
dalamnya tercakup unsusr-unsur hayati dan unsur-unsur non-hayati yang saling
mempengaruhi dan tidak terpisahkan yang membentuk suatu sistem ekologi. Jadi
ekosistem merupakan tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan satuan
fungsional dasar dalam ekologi karena di dalamnya tercakup komponen autotrofik
dan heterotrofik.
Ekositem pertama kali
dikemukakan oleh Tansley pada tahun 1935. Sistem ini mempunyai beberapa nama
lain, Forbs tahun 1887 menyebut ekosistem sebagai mikrokosm; Friederich tahun
1930 menyebut holocoen, dan Thienemann tahun1939 menyebut biosistem.
B. PEMBAGIAN EKOSISTEM
Berdasarkan makanan
a.
Komponen autotrofik, merupakan organisma
yang mampu menyediakan makanannya sendiri (fotosintesis)
b.
Komponen heterotrofik, merupakan
organisme yang hanya memanfaatkan hanya bahan organic
Berdasarkan fungsional
a)
Aliran energy
b)
Rantai makanan
c)
C. Pola keaneaka ragaman dalam waktu dan
ruang
d)
D. Daur makanan (biogeokimia)
e)
E. Perkembangan dan evolusi
f)
F. Pengendalian
Berdasarkan unsur
penyusun
a)
Senyawa anorganik (C, N, P, H2O dll yang
terlibat dalam daur materi)
b)
Senyawa organik (protein, karbohidrat,
lemak, dll)
c)
Resim iklim, berupa faktor fisik
d)
Produsen (organisme autotrofik)
e)
Konsumen (organisme heterotrofik)
f)
Pengurai (saprotrof dan osmotrof)
Gambar
01 rantai makanan
C.
EKOLOGI HUTAN
Ekologi Hutan adalah
Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungan. Hubungan
ini sangat erat dan komplek sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah biologi lingkungan
(Eviromental biology).
Hutan adalah masyarakat
tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang
berbeda dengan keadaan diluar hutan. Hubungan antara masyarakat tumbuh-tumbuhan
hutan, margasatwa dan alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat
dipandang sebagai suatu system ekologi atau ekosistem.
Ekologi hutan adalah
cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem hutan. Hutan
dapat dipelajaridari segi autekologi dan synekologi. Autekologi mempelajari
ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap
hidup atau tumuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon. Sifat penyelidikanya
mendekati fisiologi tumbuh-tumbuhan. Synekologi mempelajari hutan sebagai
masyarakat atau ekositem misalnya penelitian tentang pengaruh keadaan tempat
tmbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.
Pembahasan ekologi
tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya,
yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air,
kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi, biologi dan
ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang
menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. Ekowilayah
bumi dan riset perubahan iklim ialah dua wilayah di mana ekolog (orang yang
mempelajari ekologi) kini berfokus.
Ekologi merupakan
cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan
tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya.
Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya
dengan mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di
dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Para ahli ekologi
mempelajari hal berikut:
·
Perpindahan energi dan materi dari
makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan
faktor-faktor yang menyebabkannya.
·
Perubahan populasi atau spesies pada
waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya
·
Terjadi hubungan antarspesies (interaksi
antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Komponen-komponen
pembentuk ekosistem adalah:
•
Komponen hidup (biotik)
•
Komponen tak hidup (abiotik)
Kedua komponen tersebut
berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang
teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari
ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik,
sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan
oksigen yang terlarut.
D.
EKOLOGI LAUT
Ekologi laut merupakan
ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan
atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang, dan padang lamun. Berikut penjelasan
tentang ekologi laut.
Habitat air laut
(oceanic) ditandai oleh salinitas tinggi dengna ion Cl- mencapai 55% terutama
di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25oC. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan bagian air yang
dingin di bagian bawah disebut daerah thermocline.
Di daerah dingin, suhu
air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap
subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan
air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan
berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan secara horizontal.
Dikenal juga dengan
terminologi:
·
Integrated Coastal Zone Management
(ICZM) (pengelolaan terpadu wilayah pesisir)
·
Integrated Coastal Zona Planning and
Management (pengelolaan dan perencanaan terpadu wilayah pesisir, dalam artian
pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat
di kawasan pesisir dengan cara melakukan penilaian secara menyeluruh
(Comprehensive assessment). Sorensen
& Mc Creary dalam Dahuri 200)
·
Integrated Coastal Management
(pengelolaan wilayah pesisir)
·
Integrated Coastal Resources Management
(pengelolaan terpadu sumber daya wilayah pesisir)
·
Coastal Zone Resources Management
(pengelolaan sumber daya wilayah pesisir)
·
Coastal Resources Management
(pengelolaan sumber daya pesisir)
·
Coastal Zone Management (pengelolaan
wilayah pesisir)
Perlindungan dan
bertelur
1. Mangrove:
feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground banyak
spesiesikan dan udang dan memberikan perlindungan terhadap gelombang
2. Lamun/seagrass
: nursery ground, daerah pencarian makan bagi mamalia laut
3. Rumput
laut/seaweed : pangan dan obat-obatan
Ekosistem terumbu
karang
·
Luas terumbu karang Indonesia
diperkirakan mencapai 60.000 km2, namun hanya 6,2% saja yang kondisinya baik
·
Tekanan terhadap keberadaan terumbu
karang sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan manusia
·
Kerusakan terumbu karang banyak
ditentukan oleh aktivitas di daratan
Manfaat terumbu karang
·
Berperan penting bagi pertumbuhan
sumberdaya perikanan (sebagai feeding ground, fishing ground, spawning ground
dan nursery ground)
·
Sebagai daya tarik wisata bahari
·
Secara global terumbu karang berfungsi
sebagai pengendap kalsium yang mengalir dari sungai ke laut
·
Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas
Rumah Kaca (GRK) lainnya
Ekosistem padang lamun
·
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang
hidupnya terbenam di dalam laut
·
Fungsi ekologi yang penting yaitu
sebagai feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery ground
beberapa jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong, sebagai peredam arus
sehingga perairan dan sekitarnya menjadi tenang
Ekosistem mangrove
·
Hutan yang terutama tumbuh pada tanah
lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut
air laut
·
Luas hutan mangrove di Indonesia
merupakan yang terluas di dunia (2,5-3,5 juta Ha,18-23 % luas mangrove di dunia
dan lebih luas dari Brasil)
Fungsi ekologis:
·
Sebagai peredam gelombang (termasuk
gelombang tsunami), angin dan badai
·
Melindungi daerah pantai dari bahaya
abrasi
·
Sebagai penyerap nutrien organik,
penahan lumpur dan perangkap sedimen
·
Penghasil a yang merupakan hasil
dekomposisi dari serasah mangrove
·
Sebagai daerah asuhan, mencari makan dan
berkembangbiak ikan, udang dan hewan liar lainnya.
E.
EKOLOGI TANAMAN
Ekologi tanaman adalah
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan
lingkungannya. Tanaman membutuhkan sumberdaya kehidupan dari lingkungannya,
danmempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ekologi dibagi atas dua bagian yaitu
Sinekologi dan Autekologi. Pembagian ekologi, tingkatan organisasi makhluk
hidup, tujuan dan perkembangan ekologi tanaman, pembagian ilmu ekologi.
Pada prinsipnya
ditinjau dari biologi, makhluk hidup dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu,
hewan dan tumbuhan. Kedua kelompok ini sangat tergantung kepada faktor-faktor
yang ada diluar dirinya baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dengan
kata lain tidak ada satu makhluk hidup pun di dunia ini yang dapat berdiri
sendiri tanpa bergantung dengan faktor lainnya. Faktor luar yang mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan lingkungan.
Manusia sebagai makhluk
hidup telah terlibat dan tertarik dengan masalah- masalah lingkungan sejak
dahulu kala walaupun mereka tidak mengerti perkataan ekologi itu sendiri. Dalam
masyarakat primitif setiap individu untuk dapat bertahan hidup memerlukan
pengetahuan terhadap alam lingkungannya. Alam lingkungan (environment) ialah
alam diluar organisma yang efektif
mempengaruhi kehidupan organisma tersebut. Setiap tanaman menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Penyesuaian ini berguna untuk mempertahankan
hidupnya.
Ekologi merupakan
gabungan dari dua kata dalam Bahasa Yunani yaitu oikos berarti rumah dan logos
berarti ilmu atau pelajaran. Secara etimologis ekologi berarti ilmu tentang
makhluk hidup dan rumah tangganya. Dengan kata lain defenisi dari ekologi ialah
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Berdasarkan defenisi di atas maka yang dimaksud dengan Ekologi
Tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara tanaman
(tumbuhan yang dibudidayakan) dengan lingkungannya. Lingkungan hidup tanaman
dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan abiotik. Dari lingkungan
inilah tanaman memperoleh sumberdaya cahaya, hara mineral, dan sebagainya.
Kekurangan, kelebihan atau ketidakcocokkan akan menyebabkan terjadinya cekaman
(stress) pada tanaman.
Berdasarkan makna
ekologi di atas maka jelaslah bahwa ekologi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari ilmu biologi. Oleh karenanya Ilmu Biologi sering disebut
dengan biologi lingkungan. Ekologi merupakan bagian kecil dari Biologi. Yang
termasuk dalam ruang lingkup biologi ialah organisma, populasi, komunitas,
ekosistem, dan biosfir. Jika kita perhatikan bahasanbahasan dalam mempelajari
ekologi ternyata masing-masing ilmu yang membahas suatu individu/grup tidak
terlepas dari membahas masalah ekologi. Dari penjelasan ini dapat dilihat
ternyata ekologi merupakan ilmu yang cakupannya amat luas.
Pelajaran mengenai
lingkungan hidup organisma sudah dipelajari sebelum kata ekologi itu sendiri
diperkenalkan oleh ahlinya. Nenek moyang kita pada jaman dahulu telah berupaya
untuk memelihara lingkungan, yang terbukti dari mitos mitos yang muncul seperti
”jangan menebang pohon yang rindang karena ada penghuninya”. Ini adalah salah
satu upaya mereka untuk memelihara ketersediaan air. Mitos-mitos mengenai
pemeliharaan lingkungan ini relatif cukup banyak, karena masing-masing suku
yang ada di Indonesia memilikinya. Gambaran ini memperlihatkan bahwa manusia
merupakan organisma yang memiliki kekekuatan penuh yang mempengaruhi lingkungan
dan sebaliknya. Pengetahuan Ekologi berkembang sejalan dengan perkembangan
peradaban manusia itu sendiri.
Tujuan utama
mempelajari ekologi tanaman adalah memperoleh hasil yang optimal dari teknik
budidaya yang dilakukan dan menjaga lingkungan agar terhindar dari kerusakan
sebagai warisan untuk anak cucu kita
Lingkungan akan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain yang hidup di
muka bumi. Oleh sebab itu pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman sangat
dibutuhkan agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi
yang optimum. Dalam agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan
pertimbangan dalam rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan.
Desain lanskap dari budidaya tanaman juga sangat tergantung pada lingkungan.
Lingkungan akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada
kawasan, penjadwalan dan teknik budidaya yang digunakan. Oleh karenanya
pengetahuan tentang lingkungan sangat penting artinya bagi sektor pertanian.
F.
EKOLOGI SERANGGA
Ekologi serangga
mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga.
Pengetahuan tentang ekologi serangga hama pascapanen merupakan dasar penerapan
pengendalian hama terpadu (PHT).
Sifat struktur
penyimpanan secara umum adalah kondisinya yang stabil dibandingkan lingkungan
alami dan ketersediaan pangan yang melimpah.
Karakter penyimpanan ini menguntungkan hama gudang, walaupun adakalanya
terjadi kelangkaan sumber makanan. Serangga
hama di penyimpanan, terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah
teradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik, karena:
1.
Habitat
penyimpanan merupakan reservoir alaminya
2.
Toleransinya
yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan
3.
Keragaman
perilaku makan pada berbagai bahan simpan
4.
Laju
reproduksi yang tinggi
5.
Kemampuan
yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan
6.
Kemampuan
bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan
7.
Adaptasi
morfologi (ukuran kecil, bentuk pipih, gerakan cepat dll.)
Studi ekologi yang
dilakukan pada kondisi yang mirip dengan tempat penyimpanan lebih berguna untuk
mengembangkan program pengendalian.
Dengan demikian dapat diperoleh lebih banyak gambaran tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan hama pada kondisi
nyata.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENYEBARAN DAN KELIMPAHAN HAMA GUDANG
1.
Suhu,kadar
air biji dan sumber makanan
2.
Masa
perkembangan
3.
Ketahanan
hidup/survival
4.
Produksi
telur
INTERAKSI ANTARINDIVIDU
DAN ANTARSPESIES
1. Intraspesifik (antarindividu)
Interaksi antarindividu
dalam satu spesies menentukan distribusi dan kelimpahan serangga. Pada kepadatan populasi rendah, laju
pertumbuhan biasanya kecil karena kesulitan untuk menemukan pasangan seksual
misalnya. Ketika populasi bertambah,
laju pertumbuhan meningkat secara eksponensial karena kelimpahan sumber makanan
dan kesesuaian lingkungan. Sejalan
dengan pertambahan populasi yang tinggi, terjadi kompetisi/persaingan untuk
makan dan perkawinan sehingga menimbulkan efek negatif bagi populasi. Pada spesies tertentu bahkan terjadi
kanibalisme terhadap serangga dalam stadium inaktif (telur dan pupa). Walaupun demikian, tekanan populasi seperti
ini jarang terjadi karena kecenderungan migrasi bila populasi meningkat. Kompetisi umumnya terjadi pada populasi di
penyimpanan yang kosong, sarana transportasi maupun peralatan pengolahan di
mana jumlah makanan relatif sedikit.
2. Interspesifik (antarspesies)
Interaksi antarspesies
juga mempengaruhi laju pertumbuhan suatu spesies serangga. Berbagai pola interaksi ditemukan di
penyimpanan, yaitu:
·
Suksesi, yaitu pergantian dominansi
spesies pada pernyimpanan kerena perubahan lingkungan dan sumber makanan. Pada saat awal yang dominan adalah hama
primer, kemudian digantikan hama sekunder, selanjutnya mungkin serangga pemakan
cendawan atau sisa-sisa.
·
Kompetisi, terjadi bila dua spesies hama
memiliki relung ekologis yang sama (bandingkan dengan suksesi dimana
masing-masing spesies memiliki peran berbeda.)
·
Predasi, bisa oleh spesies predator
(misal kepik Xylocoris sp.) atau spesies hama yang menjadi karnivor fakultatif
pada kondisi ekstrim.
·
Parasitisme, kebanyakan Hymenoptera
famili Trichogrammatidae, Bethylidae, dan Pteromalidae menjadi parasitoid hama
gudang. Termasuk parasitisme adalah
serangan mikroorganisme seperti protozoa, bakteri dan cendawan entomophaga
penyakit terhadap hama pascapanen.
G.
EKOLOGI AIR TAWAR
Ekologi air tawar
sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Air tawar sendiri penting
karena ia adalah sumber air rumah tangga
dan industri yang murah, komponen air tawar merupakan merupakan daur
hidrologis, dan ekosistem air tawar
merupakan sistem disporsal / pembuangan yang mudah dan murah
Beberapa faktor
pembatas dalam Ekosistem air tawar diantaranya:
1. Kejernihan.
2. Temperatur.
3. Arus.
4. Oksigen.
5. Garam biogenik dalam air.
Ciri-ciri ekosistem air
tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan
terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat
dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah
beradaptasi
Ekosistem air tawar
digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang
adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1.
Air
tergenang/ lentik (asal kata lenis = tenang) contoh : danau, kolam, dan rawa
dan mangrove.
2.
Air
mengalir / lotik (asal kata lotus = tercuci) contohnya: mata air, aliran
air/sungai dan selokan.
H.
PERBEDAAN JENIS-JENIS EKOLOGI
Setiap jenis ekologi
memiliki ruang lingkup tersendiri. Oleh karena itu antara satu jenis ekologi
dengan ekologi yang lain memiliki perbedaan. Dalam makalah ini hanya dibahas 5
jenis ekologi saja yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi tanaman, ekologi
serangga, dan ekologi air tawar. Perbedaan jenis-jenis ekologi tersebut antara
lain :
·
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang
khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem hutan
·
Ekologi laut merupakan ilmu yang
mempelajari tentang ekosistem air laut.
·
Ekologi tanaman adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya.
·
Ekologi serangga mempelajari
faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga.
·
Ekologi air tawar merupakan ilmu yang
mempelajari tentang ekosistem air tawar.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.
Ekologi terdiri dari beberapa jenis.
Contohnya yaitu ekologi hutan, ekologi laut, ekologi tanaman, ekologi serangga,
dan ekologi air tawar.
2.
Setiap jenis ekologi memiliki cakupan
yang berbeda-beda dan
3.
interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya sangat mempegaruhi perkembangan dan serta perubahan yang ada
karena hubungan timbal balik, interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang,
manusia dengan alam lingkungannya saling berketergantungan.
Cheers,
FR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar