28 Apr 2013

Makalah Sistem Distribusi Air Minum Kota Bitung


SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA BITUNG
I. Pendahuluan
Penyediaan air bersih sistem perpipaan di Kota Bitung secara resmi mulai dioperasikan pada tahun 1972 dimana pada saat itu Bitung masih berstatus kecamatan dan hingga saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan status. Status yang terakhir adalah sebagai Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Bitung pada tahun 1993 berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Bitung No : 27 tahun 1993. Air baku PDAM Bitung diambil dari sumber mata air dan air permukaan. Sumber dari mata air terdapat pada tiga kelurahan yaitu Kel. Danowudu, Kel. Kumersot dan Kel. Tendeki dimana pengaliran ke daerah pelayanan (melalui reservoir distribusi) dialirkan secara gravitasi sedangkan sumber air baku dari sungai disadap dari sungai Girian yang terdapat di kelurahan Pinokalan. Sementara itu sistem pengolahan yang digunakan adalah sistem pengolahan secara lengkap (packet treatment) pada air baku air permukaan (sungai Girian), dengan menggunakan bahan kimia berupa aluminium sulfat (bongkahan), soda ask (bubuk), kaporit (bubuk) dan orthotolidine (cair). Air baku dari mata air pada umumnya mempunyai kualitas yang sangat baik sehingga pengolahan yang digunakan hanya pengolahan sederhana.
Pemerintah daerah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Dua Sudara Kota Bitung diharapkan untuk memberikan pelayanan terbaik. Sasaran cakupan pelayanan air bersih Kota Bitung sampai dengan tahun 2010 adalah 50% dari jumlah penduduk. Bila dibandingkan dengan cakupan pelayanan saat ini yaitu 45,31% atau 81.835 jiwa dengan jumlah sambungan 11.306 dari penduduk kota sebanyak 180.618 jiwa .Dengan total kapasitas produksi 16.091,28 m3/hari, total kebutuhan air 9.820,2 m3/hari (cakupan pelayanan saat ini) masih memadai . Kondisi fisik unit produksi masih cukup baik sedangkan kondisi fisik unit distribusi tidak lagi berfungsi dengan baik.
Unit produksi yang ada terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
·         Bangunan penangkap air (broncaptering)
·         Bangunan sadap (intake)
·         Pipa transmisi dan Bak Pelepas Tekan (BPT)
·         Instalasi Pengolahan Air (IPA) Packet Treatment
·         Bangunan Rumah Pompa dan Peralatan Pompa (Khusus IPA)
·         Peralatan pembubuhan bahan kimia berupa pompa dosing dan bak mom
·         Meter induk produksi
Menurut data PDAM Dua Sudara Kota Bitung tahun 2009 kapasitas sumber yang ada yaitu 464,2 L/detik (jumlah total) berasal dari :
·         Danowudu I yaitu 120 L/detik
·         Danowudu II yaitu 16,3 L/detik
·         Danowudu III yaitu 6,0 L/detik
·         Kumersot I yaitu 32,2 L/detik
·         Kumersot II yaitu 24,0 L/detik
·         Air Ujang yaitu 15,4 L/detik
·         IPA Sungai Girian yaitu 200 L/detik
·         Sumur bor Pateten 1 yaitu 8,9 L/detik
·         Tendeki 1 yaitu 4,0 L/detik
·         Tendeki 2 yaitu 29,1 L/detik
·         SPL Sagerat yaitu 8,0 L/detik


Hasil pengukuran sisa tekanan di tengah kota (Bitung Tengah) dan daerah bertopografi tinggi (Karondoran) rata-rata 10 sd. 40 mka dengan debit rata-rata 0,07 sd. 0,25 L/detik, di daerah ujung pelayanan (Tanjung Merah) sisa tekanan dibawah 10 mka dengan debit rata-rata 0,02 sd. 0,06 L/detik dan di daerah bertopografi paling tinggi (Kakenturan Satu) dibawah 0 mka dengan debit 0,002 sd. 0,004 L/detik. Peta jaringan pipa seperti pada Gambar diatas

Berdasarkan hasil simulasi Epanet untuk zona I dari 7 titik junction 85,714% memenuhi
tekanan yang disyaratkan dan dari 9 sambungan pipa 77,778% memenuhi standar kecepatan aliran, untuk zona II dari 82 titik junction 86,585% memenuhi tekanan yang
disyaratkan dan dari 95 sambungan pipa 56,842% memenuhi standar kecepatan aliran,
untuk zona III semua titik junction memenuhi tekanan yang disyaratkan namun dari 6
sambungan pipa hanya 16,667% memenuhi standar kecepatan aliran
II. Zona distribusi air

1.    Zona I : Melayani daeah Apela I dan II dan Tewaan
2.    Zona II: Melayani daerah Bitung daratan, yang dilayani oleh reservoar Danowudu    dengan kapasitas 1.000 m3 dan Madidir dengan kapasitas 2.750 m3.
3.    Zona III: Daerah Aer Tembaga, untuk melayani Pulau Lembeh dari reservoar 150 m3.
Air bersih dari Kumersot I dan II dari mata air sebagian didistribusikan langsung ke perumahan untuk melayani daerah yang levelnya relatif tinggi yang dapat dinikmati 200 SR. Sebagian dari air baku tersebut melalui pipa diameter 200 mm dialirkan ke reservoar Donowudu (1.000 m3), elevasi + 90 m di atas permukaan laut setelah melalui bak pelepas tekan (BPT). Mata air Kumersot I dengan kapasitas sumber sebesar 30 lt/dt dan kapasitas terpasang sebesar 79 lt/dt akan menghasilkan air sebesar 20 lt/dt serta mata air Kumersot II dengan kapasitas sumber sebesar 20 lt/dt dan terpasang 40 lt/dt dan kapasitas produksi sebesar 14 lt/dt. Mata air Danowudu I dengan kapasitas sumber 79 lt/dt dan kapasitas terpasang sebesar 120 lt/dt serta kapasitas produksi sebesar 66 lt/dt. Mata air ini berada pada elevasi 184 m diatas permukaan laut, sebagian dari airnya didistribusikan ke pemukiman terdekat ; sedangkan sisanya secara gravitasi dialirkan ke reservoir Donuwudu setelah melalui bak pelepas tekan, sedangkan sisanya akan bergabung dengan air baku dari mata air Danowudu II. Air dari reservoir Danowudu setelah melalui bak pelepas tekan didistribusikan ke konsumen baik perumahan di bagian Barat Kota, Tengah dan Timur. Sebagian dari air tersebut selanjutnya masuk ke reservoar Madidir dengan kapasitas (2.750 m3) dengan elevasi + 44 dpl. Air dari reservoar ini sebagian digunakan untuk melayani pelabuhan dan bertemu dengan air dari reservoar Aer Tembaga, sedangkan sisanyamelalui booster pump digunakan untuk melayani daerah yang memiliki elevasi relative tinggi di bagian Timur Kota. Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Pinokalan yang memanfaatkan sungai Girian sebagai sumber air baku. Kapasitas sumber Sungai Girian adalah antara 500 – 1.000 lt/dt, sedang kapasitas terpasang untuk kedua IPA adalah 20 lt/dt dan kapasitas produksi masing-masing sebesar 12 lt/dt. Saat ini telah terpasang 2 unit IPA yang menghasilkan air sebanyak 24 lt/dt. Kedua alat ini dijalankan dengan waktu terbatas, yaitu kurang lebih 8 jam per hari untuk menekan biaya operasional yang cukup tinggi, baik listrik dan bahan kimia. Air dari hasil pengolahan ini sebagian didistribusikan ke reservoar Manembo-nembo dengan pipa diameter 200 mm sepanjang 2 km dengan pompa yang berada pada ketinggian + 95 m dpl dengan kapasitas reservoar sebesar 450m3. Selain itu untuk meningkatkan kapasitas distribusi di Danowudu, sebagian air dari Pinokelan dipompakan ke reservoir Danowudu melalui pipa transmisi diameter 200 mm. Air dari reservoar Manembo-nembo selanjutnya didistribusikan ke perumahan di kelurahan Manembo-nembo terutama yang memiliki level yang tinggi. Berdasarkan hasil data dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa 20% dari penduduk kota yang tidak berlangganan air bersih PDAM menggunakan sumber air utama untuk kebutuhan minum, mandi dan mencuci adalah dari sumber gali, sementara itu hampir 50% dari sumur gali tersebut kualitasnya kurang baik menurut standar kesehatan. Kemungkinan telah terjadinya pencemaran terhadap air tanah (sumur gali) cenderung tinggi, hal ini kemungkinan disebabkan oleh : jarak sumur gali ke tempat buangan air limbah yang kurang dari 10 meter atau letak sumur berdekatan dengan saluran sanitasi yang buruk.
III. Sistem Transmisi dan Distribusi
Pipa transmisi dan distribusi PDAM kota Bitung terbagi dalam dua sistem pengaliran yaitu gravitasi dan dengan menggunakan pompa / booster pump. Unit ini terdiri dari :
a)    Pipa transmisi
b)    Bak Pelepas Tekan (BPT)
c)    Reservoir Distribusi
d)    Pipa Distribusi
e)    Meter Induk Distribusi
Air bersih dari unit produksi didistribusikan ke konsumen dengan sistem gravitasi kecuali pada daerah-daerah ketinggian (distribusi khusus) dan ujung-ujung pipa distribusi menggunakan booster pump. Sistem distribusi air bersih PDAM kota Bitung saat ini dibagi dalam 6 sistem pengaliran melalui pipa Pelayanan Distribusi I s/d VI, dimana satu sama lain saling terinterkoneksi dan dipantau / dimonitor selama 1 x 24 jam oleh petugas (Profil dan Potensi Perusahaan PDAM Bitung).
IV. Reservoir Distribusi
Reservoir distribusi seluruhnya berjumlah 7 buah, masing-masing mempunyai fungsi berbeda berdasarkan kondisi daerah pelayanan dan kontinuitas pelayanan. Fungsi reservoir yang ada pada saat ini pertama sebagai reservoir balancing untuk mengatasi fluktuasi pemakaian selama 24 jam, kedua sebagai reservoir distributor saja dimana suplai airnya melalui pompa transmisi atau booster pump khusus untuk daerah pelayanan dengan penjadwalan pengaliran.
V. Cakupan Pelayanan
Kota Bitung secara adminsitratif mempunyai 4 kecamatan terdiri dari 44 kelurahan, meliputi kecamatan Bitung Timur, 9 kelurahan, kecamatan Bitung Tengah 14 kelurahan, kecamatan Bitung Utara 11 kelurahan dan kecamatan Bitung Selatan (Pulau Lembeh) 10 Kelurahan. Daerah-daerah yang terjangkau oleh jaringan distribusi PDAM Bitung saat ini, kecamatan Bitung Timur 6 kelurahan, kecamatan Bitung Tengah 13 kelurahan, kecamatan Bitung Utara 8 kelurahan, kecamatan Bitung Selatan (P. Lembeh) 4 kelurahan (melalui pipa bawah laut).

VI. Konsumsi air
Untuk pelanggan domestik lainnya (HU/MCK) berdasarkan penggunaan air yang tercatat pada bulan Desember 2009 kebutuhan air adalah 13,360 L/orang/hari, jumlah ini juga lebih sedikit dari parameter pemakaian air untuk HU [8]. Perbedaan jumlah kebutuhan air domestik ini disebabkan kecenderungan masyarakat pelanggan yang juga menggunakan sumber air lain.
Kebutuhan air non domestik diperhitungkan berdasarkan rata-rata penggunaan air yang tercatat pada bulan Nopember dan Desember 2009 serta data tipikal unit konsumsi  seperti Tabel berikut


VII. Kehilangan Air
Jumlah total kapasitas terpasang yaitu 454 L/detik, kapasitas produksi terdiri dari sistem gravitasi 165,2 L/detik, sistem pompa 50,5 L/detik dan kapasitas distribusi terdiri dari sistem gravitasi 157,2 L/detik, sistem pompa 51,1 L/detik. Dengan total kapasitas produksi 16.091,28 m3/hari, total kebutuhan air 9.820,2 m3/hari (cakupan pelayanan saat ini) masih memadai. Kondisi fisik unit produksi masih cukup baik, sedangkan kondisi fisik unit distribusi tidak lagi berfungsi dengan baik sehingga konsumen mengeluh karena PDAM tersebut dinilai tidak memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan.
Berdasarkan data PDAM Dua Sudara Kota Bitung tahun 2009 diketahui bahwa total hasil produksi air 482.738,4 m3/bulan dan total hasil yang didistribusikan 429.491,76 m3/bulan sedangkan total kebocoran fisik dan kehilangan air 191.343,06 m3/bulan, dengan demikian tingkat kehilangan air mencapai 44,55% dan kebocoran merupakan pemberi kontribusi kehilangan air terbesar. Dibandingkan tingkat kehilangan air yang ditolerir yaitu 20% maka tingkat kehilangan air PDAM Dua Sudara Kota Bitung cukup tinggi. Kebocoran air menyebabkan tekanan air pada pipa distribusi berkurang sehingga tidak mampu mendistribusikan air secara merata ke seluruh wilayah pelayanan.

VIII. Kesimpulan
1.Kebocoran air menyebabkan tekanan air pada pipa distribusi berkurang sehingga tidak mampu mendistribusikan air secara merata ke seluruh wilayah pelayanan.
2. Jaringan pipa transmisi dan distribusi sudah melebihi umur ekonomis karena sudah lebih dari 30 tahun (dipasang sejak tahun 1966). Idealnya umur pipa yang sudah lebih dari 30 tahun harus dilakukan revitalisasi/penggantian, agar dapat menekan tingkat kehilangan tekanan dan kebocoran sampai dengan 20%.
3. Pada musim kemarau panjang mengalami kekurangan suplai air. Padahal permintaan terhadap air tetap tak berkurang, malah akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan debit sumber menurun dan tingkat kehilangan air yang cukup tinggi. Akibatnya kebutuhan pelayanan tidak terpenuhi secara maksimal, karena harus dilakukan secara bergilir pada masing-masing blok pelayanan. Idealnya distribusi air dilakukan secara kontinyu.
4. Setelah pelebaran jalan letak jaringan pipa transmisi dan distribusi, serta katup/gate valve sudah masuk bagian badan jalan. Hal ini mengakibatkan penanggulangan kebocoran memakan waktu yang lama. Idealnya letak jaringan pipa tersebut harus berada diluar drainase, samping kiri atau kanan jalan dan ditanam, sesuai syarat dan spesifikasi pemasangan pipa. Mengingat saat ini sistem pelayanan PDAM Dua Sudara Kota Bitung kemampuannya mulai mengalami penurunan, maka untuk mengejar cakupan pelayanan 56% sampai dengan tahun 2015 perlu dilakukan analisis dan evaluasi kondisi eksisting sistem pipa transmisi/distribusi.


Cheers,
Fanno






Tidak ada komentar:

Posting Komentar