Hujan Asam
Timbul sebagai akibat tingginya
pengemisian pencemar udara, khususnya SO2 dan NOx.
Proses oksidasi diatmosfer mengakibatkan
gas-gas tersebut berubah menjadi H2SO4 dan HNO3 meningkatkan keasaman air
hujan(deposisi basah)
Dapat pula terjadi dalam bentuk
deposisi kering (terperangkap dalam bentuk partikel)
Asap dng gas SO2
|
HUJAN ASAM
|
Awan dng H2SO4
|
HUJAN ASAM
|
Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara
yang larut dengan air hujan
memiliki bentuk sebagai asam
lemah. Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh
Angus Smith ketika ia menulis tentang
polusi industri di Inggris. Hujan
asam didefinisikan sebagai
segala macam hujan dengan pH di
bawah 5.
Deposisi kering ialah peristiwa
terkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam
yang ada dalam udara 2. yang benar adalah deposisi asam ‡ Deposisi asam
ada dua jenis : Istilah hujan asam kurang tepat. Deposisi basah
ialah turunnya asam dalam bentuk
hujan Asam
yang terkandung didalam deposisi asam
ialah asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (NHO3) .
contohnya pesatnya proses industri
dan sistem transportasi . Zat polusi turut mengalami peningkatan hasil kegiatan
industri dan transportasi ‡ Polutan ini berdampak pada proses kimia fisika di
udara. Perkembangan iptek tentu diiringi peningkatan aktivitas kegiatan ekonomi
manusia. Salah satunya adalah hujan
asam .
pembakaran kendaraan bermotor dan
emisi dari industri . serta pada NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik .
Sumber antropogenik Asap rokok.‡ Pada dasarnya hujan asam
disebabkan Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx). bengkel. Keduanya
dihasilkan dari pembakaran , Sumber alami Berasal dari gunung merapi dan
kebakaran hutan.
Hujan asam juga
dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur
dan nitrogen mengendap pada logam serta mengering bersama debu atau partikel
lainnya . kabut yang membawa partikel ini terjadilah hujam asam. disaat mereka bercampur dengan uap
air akan membentuk zat asam
sulphuric dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan.Senyawa SO2 dan NOx ini akan terkumpul di udara dan akan
melakukan perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer.
Hujan asam pertama
kali diperkenalkan oleh Robert Angus Smith pada tahun 1852. Ketika itu, Robert
Angus Smith berhasil menemukan hubungan antara hujan dengan polusi udara.
Hujan asam dilaporkan pertama kali terjadi di Kota
Manchester, Inggris.
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di
bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena CO2
di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal
ini diketahui dari buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A
General History of the Air“. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan asam
sebagai “nitrous or salino-sulforus spiris“. Selanjutnya revolusi industri di
Eropa yang dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa penggunaan bahan bakar
batubara dan minyak sebagai sember utama energi untuk mesin-mesin. Sebagai
akibatnya, tingkat emisi precursor (faktor penyebab) dari hujan asam yakni
gas-gas SO2, Nox dan HCl meningkat. Padahal biasanya precussor ini hanya berasal
dari gas-gas gunung berapi dan kebakaran hutan.
Aktivitas Penyebab Hujan Asam
·
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat
semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut.
·
Aktivitas manusia seperti industri, pembangkit
tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama
amonia).
Gas-Gas Penyebab Hujan Asam
Gas yang sering menjadi penyebab
hujan asam antara lain:
1. CO2 dan CO
Berasal dari hasil pembakaran,
polusi kendaraan bermotor, dll., yang ketika bertemu dengan
uap air akan membentuk H2CO3 (asam
karbonat) yang termasuk asam lemah.
2. H2S dan SO2,
Berasal dari pembakaran belerang. Umumnya ditemukan di daerah industri berat, yang
ketika bertemu dengan uap air akan membentuk
H2SO4 yang termasuk asam kuat.
3. Nitrogen Oksida (NOx)
Berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.
Pembentukan Asam di Atmosfir
Hujan asam terjadi apabila asam
sulfat, asam nitrat, atau asam klorida yang ada di atmosfer baik sebagai gas maupun
cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau
bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-butiran cairan
(aerosol), ataupun jatuh bersama angin.
Asam-asam tersebut berasal dari
prekursor hujan asam dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti emisi
pembakaran batubara dan minyak bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor.
Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu
penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor
hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi yang
terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana
seperti dibawah ini.
1. Pembentukan Asam Sulfat H2SO4
* Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil
dan oksigen melalui reaksi photokatalitik di atmosfer, akan membentuk asamnya.
SO2 + OH -> HSO3
HSO3 + O2 -> HO2 + SO3
SO3 + H2O -> H2SO4
* Selanjutnya apabila diudara terdapat NO
maka radikan hidroperoksil (HO2) yang terjadi pada salah satu reaksi diatas
akan bereaksi kembali seperti:
NO + HO2 -> NO2 + OH
2. Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)
* Pada siang hari, terjadi reaksi
photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida denan radikal hidroksil.
NO2 + OH -> HNO3
* Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi
antara Nitrogen dioksida dengan ozon
NO2 + O3 -> NO3 + O2
NO2 + NO3 -> N2O5
N2O5 + H2O -> HNO3
Didaerah peternakan dan pertanian
akan condong menghasilkan asam pada tanahnya mengingat kotoran hewan banyak
mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung urea. Amoniak di tanah semula
akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia yang terbentuk akan
teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. Disisi lain amoniak yang
menguap ke udara dengan uap air akan membentuk ammonia hingga memungkinkan
penetralan asam yang ada di udara.
3. Pembentukan Asam Chlorida (HCl)
* Asam klorida biasanya terbentuk di
lapisan stratosfer, dimana reaksinya melibatkan CFC dan radikal oksigen O*
CFC + hv(UV) -> Cl* + produk
CFC + O* -> ClO + produk
O* + ClO -> Cl* + O2
Cl + CH4 -> HCl + CH3
Reaksi diatas merupakan bagian
dari rangkaian reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan ozon di stratosfer.
Akibat dari Hujan Asam
1.
Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan
sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan
mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi
jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan
hilang (Anonim, 2002).
2.
Tumbuhan dan Hewan
Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga
menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar
yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan air terhambat.
Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih
atau coklat pada permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang
lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992),
dari analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang
rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi
tanaman.
hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan
asam. Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH tanah
meningkat karena sifat hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan
terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies hewan yang lain juga akan
terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai penyakit
juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya terkena air dengan keasaman
tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan spesies.
3.
Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak
diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran
udara khususnya oleh senyawa Nox dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan
banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor
kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang
berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap
pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang
dihasilkan oleh hujan asam juga dapat bereaksi secara kimia didalam udara,
dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana partikel halus ini akan
mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu
juga dapat mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan
nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.
4.
Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan
dari beberapa material seperti batu kapur, pasir besi, marmer, batu pada
dinding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bangunan tua
serta monumen termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab
akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah
menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
5.
Bangunan
Deposisi asam baik basah maupun kering dapat merusak
bangunan, patung, kendaraan bermotor dan benda yang terbuat dari batu, logam
atau material lain bila diletakkan di area terbuka untuk waktu yang lama.
Kerusakan akibat korosi ini terbilang mahal apalagi bila terjadi pada kota-kota
bersejarah. Kuil-kuil di Athena, Yunani dan Taj Mahal di India kini mulai rusak
akibat polusi asam.
6.
Pertanian
Sebagian besar
pertanian tidak terkena dampak yang signifikan dari deposisi asam. Bagian tanah
pada lahan pertanian bahkan mampu untuk menyerap dan menetralisir asam. Akan
tetapi, lahan pertanian pada dataran tinggi dan pegunungan dapat terkena dampak
deposisi asam. Lapisan tanah yang tipis kurang mampu menetralisir asam. Petani
dapat mencegah kerusakan tanaman dari asam dengan cara menambahkan serpihan
batu kapur (limestone) untuk menetralisir asam atau bila sejumlah besar nutrisi
telah hilang karena deposisi asam, petani dapat menambahkan pupuk yang kaya
akan nutrisi.
Mengatasi Hujan Asam
·
Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah
·
Mengurangi kandungan Belerang sebelum Pembakaran
·
Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
·
Pengendalian Setelah Pembakaran
·
Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle,
Reduce)
Metode Pencegahan
Transportasilah merupakan penyebab tertinggi
pencemaran udara. Oleh karena itu, Usaha untuk mengendalikan deposisi asam
ialah :
·
menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit
zat pencemar
sampai saat ini Indonesia sangat
tergantung dengan minyak bumi dan batubara, sedangkan minyak bumi merupakan
sumber bahan bakar dengan kandungan belerang yang tinggi.
·
Penggunaan gas alam akan mengurangi emisi zat
pembentuk asam.
menghindari terbentuknya zat
pencemar saat terjadinya pembakaran
·
Dalam proses produksi, misalnya batubara,
batubara biasanya dicuci untukk membersihkan batubara dari pasir, tanah, dan
kotoran lain, serta mengurangi kadar belerang yang berupa pirit
menangkap zat pencemar dari gas
buangan
·
Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur
pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan dengan alat pembakar khusus.
penghematan energi
·
Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle
gas desulfurization (FGD) (Akhadi, 2000). Prinsip teknologi ini ialah untuk
mengikat SO2 di dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben, yang disebut
scubbing (Sudrajad, 2006).
Cara lain ialah dengan
menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat
dipergunakan sebagi pupuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar